BULLYING
Hai hai hai :-) ketemu lagi sama tulisan sayah, setelah menghadiri seminar parenting series di Sekolah Annisaa, tepatnya SMA IZADA, hr ini 28 September 2016, dengan Pemateri HEBATTT, Tanti Diniyanti, SPsi, seorang psikolog
Judul materi adalahhh...
"Bullying, bagaimana ketika anak melihat situasi Bullying, atau anak jadi pelaku Bullying"
Pentiiinggg banget ini buat saya karena di kelas 3 SD anak ke-2 saya pernah dibully oleh temen Kakak nya yg SMP, gara-gara Kakaknya ngilangin kartu game MT temennya yang katanya berharga Rp. 600 ribu *ngga salah tuhhh :-(, dan ngilangin kartu itu saat main di salah satu Mall, nah karena sang Kakak ngga punya uang untuk ganti *maklum mama nya ngajarin cara hidup hematt :-)" maka si Kakak membohongi temannya kalau uang untuk ganti kartu game MT tersebut dihilangkan oleh sang adik, hmmmmmhhh, cerita punya cerita si teman yang kehilangan kartu tersebut mengumpulkan bala tentara yang berjumlah 3 orang dan mendatangi si Adik di play ground Hicks hicks hicks *kayaknya ngerasa gagah banget kalau keroyokan :-(
Di play ground si Adik di dorong menggunakan siku ke pojokan, kemudian itu siku mampir di leher si Adik, sambil para jagoan keroyokan ini bertanya, "KENAPA KAMU NGILANGIN DOMPET DAN UANGNYA SI A**A (nama sang Kakak)"
Si Adik yang bingung menjawab, "Siapa yang ngilangiiinnn, aku ngga ngilangin, aku ngga ngilanginn" dengan sedikit berteriak..
Dan untuk itu lah saya perlu ilmu penanganan bullying dari Psikolog Mba Tanti yang anaknya juga sekolah di Annisaa, begini isi seminar yang diadakan oleh POMG SD Annisaa, tengkiuuu Mom CP :-o
Parenting soal Bullying adalah sebagai berikut:
1. Bullying bukan bagian dari tumbuh kembang anak
Parenting soal Bullying adalah sebagai berikut:
1. Bullying bukan bagian dari tumbuh kembang anak
2. Anak laki-laki mem-bully secara fisik, anak perempuan mem-bully secara mental
3. Pelaku bully biasanya memiliki teman yg banyak (anak yg populer)
4. Jangan abaikan perlakuan si pem-bully
5. Jangan pukul balik
6. Prestasi pelaku tidak selalu buruk
7. Pelaku bullying tidak selalu memiliki badan besar
8. Pelaku memilih korbannya berdasarkan tujuan tidak secara acak
9. Anak yang di bully terlihat lebih lemah atau berbeda
10. Mengejek adalah bullying
Bullying terjadi karena beberapa hal di bawah ini
A. Ada niat bukan tidak sengaja
B. Terjadinya berulang bukan acak
C. Ada beda power, powerfull vs powerless
Ada 6 type bullying :
1. Physical bullying
2. Verbal bullying (Agama, status sosial)
3. Indirect bullying (ngegosip yang tidak benar secara berkelompok)
4. Social bullying (Menyisihkan atau disisihkan)
5. Intimidation bullying (Lirikan)
6. Cyber bullying (Cela-celaan melalui medsos)
Catatan pentingggg:
1. Ketika di bully melalui kata-kata, maka jawablah dengan suara lantang
2. Ketika anak menyampaikan dirinya di bully maka ortu perlu melakukan hal-hal :
a. Fokus pada anak, tanggapi serius, dan segera bertindak
b. Dengarkan seluruh cerita tanpa menyela dengan perhatian penuh
c. Terima perasaannya, sampaikan "Mama ada disini, saya percaya kamu, kamu tdk
1. Physical bullying
2. Verbal bullying (Agama, status sosial)
3. Indirect bullying (ngegosip yang tidak benar secara berkelompok)
4. Social bullying (Menyisihkan atau disisihkan)
5. Intimidation bullying (Lirikan)
6. Cyber bullying (Cela-celaan melalui medsos)
Catatan pentingggg:
1. Ketika di bully melalui kata-kata, maka jawablah dengan suara lantang
2. Ketika anak menyampaikan dirinya di bully maka ortu perlu melakukan hal-hal :
a. Fokus pada anak, tanggapi serius, dan segera bertindak
b. Dengarkan seluruh cerita tanpa menyela dengan perhatian penuh
c. Terima perasaannya, sampaikan "Mama ada disini, saya percaya kamu, kamu tdk
sendiri, mama bias bantu apa?"
d. Menamai perasaannya, "Sepertinya kamu kesal, ada yang ganggu hatimu?"
d. Menamai perasaannya, "Sepertinya kamu kesal, ada yang ganggu hatimu?"
"Saya perhatikan kamu lebih pendiam"
e. Sampaikan "Ini bukan masalah kamu tapi pelaku yg sebenarnya bermasalah"
f. Bertanya untuk penjelasan tapi bukan interogasi, tanpa prasangka dan emosi
3. Kendalikan emosi orang tua ketika mendengar anak di bully
4. Tonton video coca cola di youtube (Raisa=Raiso, Rio = Gigi, Tania=Kribo) akhirnya mereka menyatakan tidak mau dipanggil julukan tersebut lagi dengan tidak menggubris ketika dipanggil dengan nama julukannya
5. Faktor-faktor yang menjadikan anak pelaku atau korban bullying adalah :
a. Faktor keluarga (disiplin kekerasan, kurangnya kehangatan, kurangnya batasan terhadap perilaku anak, kurangnya pendidikan seks *kurang jelas maksudnya apa :-), di bully ortunya di rmh)baik menjadi pelaku maupun korban
b. Faktor teman sebaya yang turut menjadikan pelaku bullying
c. Faktor lainnya (aturan, penanganan bullying di sekolah, dan lain-lain)
6. Ditemukenali bahwa penilaian faktor perasaan pada korban bullying sangat berkecamuk, konsep diri menjadi rendah, menyalahkan diri sendiri karena tidak bias melawan
7. Pelaku bullying yang tidak dihentikan mengakibatkan pelaku tidak punya empati, haus pujian, kesadaran diri yang buruk, memandang kekerasan adalah hal yg normal, kriminal, menimbulkan relasi yang buruk sebagai ortu kepada anak dan keluarganya kelak
8. Anak pelaku bullying bisa dikarenakan tidak mau jd korban bullying sehingga ikut-ikutan mem-bully
9. Target anak-anak bullying adalah anak-anak yang rapuh dan tidak mampu memposisikan diri sesuai situasi
Hal-hal yang perlu diajari pada anak adalah sebagai berikut:
A. Apa itu bullying
B. Bagaimanan bersikap tangguh, mampu bertanggungjawab dan mampu mencari solusi terhadap masalahnya sendiri
C. Bagaimana bersikap asertif, percaya diri, tidak tolerir terhadap perilaku agresif, dan cara berketerampilan sosial
Latih anak ketika menghadapi bullying untuk mengambil tindakan sebagai berikut :
1. Tetap tenang
2. Pergi
3. Lari
4. Lapor
Latihkan anak-anak, teknik visualisasi ketika di bully secara verbal sebagai berikut :
"Kamu jelek"
Kata-kata tersebut jadikan bola kecil
Lalu lempar ke tpt sampah
Ketika anak marah, teknik terapi berikut dapat diterapkan :
Minta anak meniup balon
Lepaskan balon tersebut sampai udara yang didalam balon tersebut keluar semua, sebagai visualisasi kemarahan yang pergi
Teknik self esteem:
Ketika di bully secara verbal "Kamu bodoh"
Tanamkan dalam pikiran, hati dan sampaikan bahwa "Aku pintar koq"
Ajari dan latihkan anak-anak ketika menghadapi bully sebagai berikut :
1. Tetap tenang, jawab pertanyaan pelaku dengan tenang
e. Sampaikan "Ini bukan masalah kamu tapi pelaku yg sebenarnya bermasalah"
f. Bertanya untuk penjelasan tapi bukan interogasi, tanpa prasangka dan emosi
3. Kendalikan emosi orang tua ketika mendengar anak di bully
4. Tonton video coca cola di youtube (Raisa=Raiso, Rio = Gigi, Tania=Kribo) akhirnya mereka menyatakan tidak mau dipanggil julukan tersebut lagi dengan tidak menggubris ketika dipanggil dengan nama julukannya
5. Faktor-faktor yang menjadikan anak pelaku atau korban bullying adalah :
a. Faktor keluarga (disiplin kekerasan, kurangnya kehangatan, kurangnya batasan terhadap perilaku anak, kurangnya pendidikan seks *kurang jelas maksudnya apa :-), di bully ortunya di rmh)baik menjadi pelaku maupun korban
b. Faktor teman sebaya yang turut menjadikan pelaku bullying
c. Faktor lainnya (aturan, penanganan bullying di sekolah, dan lain-lain)
6. Ditemukenali bahwa penilaian faktor perasaan pada korban bullying sangat berkecamuk, konsep diri menjadi rendah, menyalahkan diri sendiri karena tidak bias melawan
7. Pelaku bullying yang tidak dihentikan mengakibatkan pelaku tidak punya empati, haus pujian, kesadaran diri yang buruk, memandang kekerasan adalah hal yg normal, kriminal, menimbulkan relasi yang buruk sebagai ortu kepada anak dan keluarganya kelak
8. Anak pelaku bullying bisa dikarenakan tidak mau jd korban bullying sehingga ikut-ikutan mem-bully
9. Target anak-anak bullying adalah anak-anak yang rapuh dan tidak mampu memposisikan diri sesuai situasi
Hal-hal yang perlu diajari pada anak adalah sebagai berikut:
A. Apa itu bullying
B. Bagaimanan bersikap tangguh, mampu bertanggungjawab dan mampu mencari solusi terhadap masalahnya sendiri
C. Bagaimana bersikap asertif, percaya diri, tidak tolerir terhadap perilaku agresif, dan cara berketerampilan sosial
Latih anak ketika menghadapi bullying untuk mengambil tindakan sebagai berikut :
1. Tetap tenang
2. Pergi
3. Lari
4. Lapor
Latihkan anak-anak, teknik visualisasi ketika di bully secara verbal sebagai berikut :
"Kamu jelek"
Kata-kata tersebut jadikan bola kecil
Lalu lempar ke tpt sampah
Ketika anak marah, teknik terapi berikut dapat diterapkan :
Minta anak meniup balon
Lepaskan balon tersebut sampai udara yang didalam balon tersebut keluar semua, sebagai visualisasi kemarahan yang pergi
Teknik self esteem:
Ketika di bully secara verbal "Kamu bodoh"
Tanamkan dalam pikiran, hati dan sampaikan bahwa "Aku pintar koq"
Ajari dan latihkan anak-anak ketika menghadapi bully sebagai berikut :
1. Tetap tenang, jawab pertanyaan pelaku dengan tenang
2. Bicarakan kejadian tersebut pada guru, ortu, dan teman lainnya
3. Pergi dan cari keramaian
4. Rentangkan jari tanganmu dan sampaikan "Stop" pada pelaku
5. Berdiri tegak dan sampaikan "Tinggalin saya" pada pelaku
6. Ajari anak perbedaan mengadu dan memberitahu
7. Ajari anak keterampilan yang masih lemah dari anak, sehingga percaya diri meningkat dan tidak menjadi sasaran bully
8. Ajari anak mengelola perasaan, memahami kenapa dia di bully, membangun harga diri,
menjadi komunikator yang percaya diri, menciptakan power sendiri, menjalin jaringan pendukung dan keterampulan sosial
Pertolongan pertama saat anak menghadapi bully adalah:
1. Abaikan mereka
2. Pura-pura tidak mendengar
3. Tidak usah nengok
4. Jangan nangis
5. Jangan marah
6. Jangan tunjukan kekecewaanmu
7. Balik badan
Ketika korban dan pelaku dipertemukan jangan buru-buru meminta untuk saling memaafkan sampai power pelaku dan korban disamakan frekuensinya, sehingga masalah tidak berkelanjutan.
Ini iklan coca cola soal bullying yang disampaikan psikolog Mba Tanti
https://www.youtube.com/watch?v=HkboBCpm83g
Komentar
Posting Komentar